Thursday, March 28, 2013

Apa Itu Diare? Mau Tahu?

SUATU kondisi dimana seorang anak mengalami buang air besar lebih 3 kali sehari, dan tinja atau feses yang keluar berupa cairan encer atau sedikit berampas, dan kadang disertai darah dan lendir.
Apa Itu Diare
SUATU kondisi dimana seorang anak mengalami buang air besar lebih 3 kali sehari, dan tinja atau feses yang keluar berupa cairan encer atau sedikit berampas, dan kadang disertai darah dan lendir.

BERDASAR JANGKA WAKTU
1. DIARE AKUT
Sampai 7 hari
2. DIARE KRONIS
Lebih dari 8 – 14 hari

PENYEBAB UTAMA DIARE
1. INFEKSI : VIRUS 90 %, BAKTERI, PARASIT
2. ALERGI BAHAN MAKANAN ATAU OBAT TERTENTU
3. ANTIBIOTIC INDUCED DIARE
4. PSIKOLOGIS ATAU STRESS.

PENULARANNYA :
3 F : FINGER, FOOD, FLY
Anak2 sering memasukan sembarang mkanan melalui mulut sehingga mudah terkontaminasi virus atau kuman.

Di Indonesia, sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi rotavirus.

Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus.
Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera masuk ke usus besar.
Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding usus.

Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare.

Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit.

Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi.
Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare.

Selain karena rotavirus, diare juga bisa terjadi akibat kurang gizi, alergi, tidak tahan terhadap laktosa, dan sebagainya.

Bayi dan balita banyak yang memiliki intoleransi terhadap laktosa dikarenakan tubuh tidak punya atau hanya sedikit memiliki enzim laktose yang berfungsi mencerna laktosa yang terkandung susu sapi.

Tidak demikian dengan bayi yang menyusu ASI. Bayi tersebut tidak akan mengalami intoleransi laktosa karena di dalam ASI terkandung enzim laktose. Disamping itu, ASI terjamin kebersihannya karena langsung diminum tanpa wadah seperti saat minum susu formula dengan botol dan dot.

Diare dapat merupakan efek sampingan banyak obat terutama antibiotik. Selain itu, bahan-bahan pemanis buatan sorbitol dan manitol yang ada dalam permen karet serta produk-produk bebas gula lainnya menimbulkan diare.

Bayi dan balita yang masih menyusui dengan ASI eksklusif umumnya jarang diare karena tidak terkontaminasi dari luar. Namun, susu formula dan makanan pendamping ASI dapat terkontaminasi bakteri dan virus.

Orang tua berperan besar dalam menentukan penyebab anak diare, kualitas kebersihan dari apa yang dimakan si anak akan dipegang mutlak oleh ortu.

Gejala Diare


* tinja yang encer
* frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari,
* disertai:
Muntah, Badan lesu atau lemah, Panas,Tidak nafsu makan
Darah dan lendir dalam kotoran

Selain itu, dapat pula mengalami
*sakit perut dan kejang perut,
*serta gejal-gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala.

Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi.

Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium), sehingga bayi menjadi rewel.

Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Berhubungan langsung dengan kematian anak karena diare.
Sehingga penting bagi para ortu untuk mengetahui tanda2 dehidrasi.

Terdapat 3 keadaan akibat dehidrasi, yaitu:
1. Tanpa dehidrasi
(kehilangan cairan 10% Berat Badan). Tandanya anak lemas atau tidak sadar, tidak dapat minum, kelopak mata sangat cekung, pada uji cubit kulit kembali lebih dari 2 detik. Agar lebih mudah gunakan kulit perut.

2. Dehidrasi ringan sedang (kehilangan cairan 5-10% Berat Badan). Tandanya anak gelisah atau rewel, anak ingin minum terus karena rasa haus meningkat), kelopak mata cekung kelihatan cowong, BAK mulai berkurang.
3. Dehidrasi berat
(kehilangan cairan >10% Berat Badan). Tandanya anak lemas atau tidak sadar, tidak dapat minum, kelopak mata sangat cekung, pada uji cubit kulit kembali lebih dari 2 detik. Agar lebih mudah gunakan kulit perut.

Untuk menilai kondisi dehidrasi pada anak ada 5 parameter yang bisa digunakan yaitu

aktivitas, rasa haus, kelopak mata, buang air kecil, dan uji turgor atau uji cubit.

Lihat kelopak mata anak, apakah cekung atau tidak.
Anak harus kencing dalam waktu 6-8 jam, jika lebih dari 8 jam tidak kencing maka dehidrasi ringan. Untuk anak yang lebih besar batas kencingnya 12 jam. Uji cubit paling gampang dilakukan pada kulit perut, kulit harus kembali dalam 2 detik.


Kapan anak yang diare dibawa ke dokter?
Jika tanpa dehidrasi, anak tidak perlu buru-buru dibawa ke dokter.
Namun Meskipun tergolong dehidrasi ringan tapi jika anak muntah setiap kali minum, sebaiknya langsung dibawa ke dokter karena akan menjadi dehidrasi berat. Paling tidak diberikan obat muntahnya.

Anak juga harus segera dibawa ke dokter jika ada demam, muntah setiap kali makan dan minum, adanya darah dan lendir dalam tinja. Hal ini karena ada kemungkinan infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang memerlukan pertolongan dokter.

PENGOBATAN DIARE YANG TEPAT
PRINSIP :
1. Cegah dehidrasi dengan pemberian cairan elektrolit.
2. Atasi penyebabnya.

Diare adalah mekanisme tubuh mengeluarkan racun, bakteri virus,.
Anak-anak tidak boleh dihentikan diarenya, karena menghambat pergerakan usus.
Seolah-lah diarenya berhenti tapi di dalam masih berlangsung. Efek sampingnya usus lecet.

Tindakan yang penting adalah diberikan cairan lebih dari biasanya. Berikan cairan khusus anak yang mengandung elektrolit untuk mencegah terjadinya dehidrasi.

Anak yang diare jangan diberi air putih. Orangtua bisa memberikan cairan khusus untuk anak yang mengandung cairan dan elektrolit, tapi jangan minum oralit dewasa karena osmolaritasnya tinggi, kandungan natriumnya tinggi malah pada anak-anak malah memicu diarenya.

Jika di rumah hanya ada oralit, maka bubuk oralit dewasa diencerkan 2 kali lipatnya. Jadi, yang seharusnya 250 cc dapat diencerkan menjadi 500 cc.

Cairan khusus anak ini tidak perlu diencerkan lagi tapi langsung diminum dari botol dan dapat diperoleh di apotek. Setelah segel botol dibuka, maka dalam 24 jam cairan tersebut harus dihabiskan

Anak jangan dipuasakan. Makanan harus tetap diberikan tapi hindari sayuran karena serat susah dicerna sehingga bisa meningkatkan frekuensi diarenya. Buah-buahan juga dihindari kecuali pisang dan apel karena mengandung kaolin, pektin,kaolin yang berfungsi memadatkan tinja serta menyerap racun.

Orangtua bisa membuat cairan elektrolit dengan melarutkan 1-2 sendok makan gula dan garam seujung sendok teh kedalam air putih satu gelas. Untuk kalori bisa diberikan air tajin, 1 sdm tepung beras 100 cc air dimasak sampai mendidih.

Obat yang boleh diberikan hanya absorben seperti norit, golongan smectite yang berfungsi menyerap racun.

Bisa juga diberikan biakan bakteri hidup seperti lactobacillus. Sebagai ”kompetitif inhibitor” kuman patogen yang ada dalam usus. Yang bisa menurunkan populasi bakteri

Antibiotik diberikan hanya pada kasus yang terbukti ada infeksi bakteri misalnya penyakit kolera yang disebabkan Vibrio cholerae, penyakit disentri yang disebabkan parasit yaitu amuba dengan ciri-ciri fesesnya bau sekali, ada lendir, darah, anaknya merasa sakit sekali saat mau BAB.

Pencegahan Diare
Diare termasuk penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya (self limiting disease).
Meskipun demikian, jangan remehkan diare karena dapat mengancam jiwa.

Penyakit diare dapat ditularkan melalui:
* Pemakaian botol susu yang tidak bersih
* Menggunakan sumber air yang tercemar
* Buang air besar disembarang tempat
* Pencemaran makanan oleh serangga (lalat, kecoa, dll) atau oleh tangan yang kotor.

Faktor kebersihan ternyata ikut andil dalam menyebabkan anak diare.
Mulai dari kebersihan alat makan anak sampai kebersihan setelah buang air kecil/buang air besar. Semua yang dapat mengenai tangan anak atau langsung masuk ke dalam mulut anak harus diawasi.

Ada cara yang mudah untuk mencegah terkena diare yaitu mencuci tangan dengan sabun. Kebiasaan sederhana mencuci tangan dengan sabun, jika diterapkan secara luas, akan menyelamatkan lebih dari satu juta orang di seluruh dunia, khususnya balita.


Tak kalah penting adalah pemberian ASI minimal 6 bulan. Sebab, di dalam ASI terdapat antirotavirus yaitu imunoglobulin. Makanya, anak-anak yang minum ASI eksklusif jarang menderita diare.

Harapan :
ORTU mengerti dengan benar apa itu diare, bagaimana penangannya secara tepat, mengetahui tanda2 dehidrasi
Akan bisa membantu munurunkan tingkat kematian anak akibat diare. (sbr)

Bidvertiser