Saturday, April 13, 2013

Ternyata Di Medan Masih Ada Gizi Buruk

KASUS gizi buruk di kawasan Medan Utara terkesan dibiarkan. Seperti yang dialami abang beradik di Kelurahan Belawan II, Kecamatan Medan Belawan, yang sudah setahun menderita penderita gizi buruk.
Gizi Buruk
KASUS gizi buruk di kawasan Medan Utara terkesan dibiarkan. Seperti yang dialami abang beradik di Kelurahan Belawan II, Kecamatan Medan Belawan, yang sudah setahun menderita gizi buruk.

Berat badan Zuliaman yang berusia 3 tahun dan Nanda Saefanur, 2 tahun, tidak seperti berat anak-anak seusia mereka, hanya dibawah 10 kilogram saja.

Menurut Tomong Hasibuan, kedua anaknya ini sudah ditangani oleh Puskesmas, tetapi sepertinya pihak Puskesmas tidak mengerti tentang penyakit yang diderita anaknya ini.

"Anak saya hanya dipegang sekedarnya saja, macam tak mengerti mereka apalagi kondisi puskesmasnya tidak memadai. Kalau ke rumah sakit, saya tidak ada biaya," ungkap Tomong didampingi istrinya Saliyem, kepada wartawan, Sabtu (13/4/13) Siang di kediamannya.

Friday, April 12, 2013

Berkelamin Ganda, Bayi Ini Diberi Nama Dafa Dafira

RSUP H Adam Malik Medan kedatangan seorang bayi berkelamin ganda (Hemoprodit). Kini bayi yang bernama Dafa Dafira sedang menjalani proses pemeriksaan di rumah sakit milik pemerintah ini, Kamis (11/4) pagi.
Dafa Dafira
RSUP H Adam Malik Medan kedatangan seorang bayi berkelamin ganda (Hemoprodit). Kini bayi yang bernama Dafa Dafira sedang menjalani proses pemeriksaan di rumah sakit milik pemerintah ini, Kamis (11/4) pagi.

Bayi berusia 11 hari dari pasangan Budiono (38) dan Islin (34) ini lahir di rumah orangtuanya di Huta Baru, Desa Pulo Dogom Kualuh Hulu Labuhan Baru Utara (Labura) Sumut pada 1 April 2013.

Orangtua si bayi, Budiono semula tidak tahu anak keduanya  itu berkelamin ganda. Awalnya dia menduga bayi yang dilahirkan istrinya berkelamin laki-laki. "Tapi karena bidannya menemukan kejanggalan, makanya tiga hari setelah kelahiran bayi kami bawa ke RS Aek Kanopan," jelasnya.

Setelah diketahui berkelamin ganda, sang bidan memberi nama bayi itu Dafa Dafira. "Nanti kalau setelah ditangani tim medis dia laki-laki, maka namanya jadi Dafa. Tapi kalau perempuan maka namanya Dafira," jelas pria yang sehari-hari bekerja sebagai penjual es lilin ini.

Di RSUP H Adam Malik Medan, Dafa Dafira dirawat tim medis di ruang rawat inap anak dan perinatologi Instalasi Rindu-B. Berdasarkan pantauan, posisi vagina berada di bawah penis.
"Secara umum, kondisi bayi yang mengalami Ambiguous Genitalia ini stabil," kata dr Silvy Febriza Rizkasari, dokter yang menangani Dafa Dafira.

Wednesday, April 10, 2013

Kata Menkes Program KB Gagal, Ini Sebabnya

MENTERI Kesehatan Republik Indonesia, Nafisah Mboi menilai program Keluarga Berencana telah gagal, karena angka fertilitas di Indonesia tidak menurun seperti yang diharapkan.
BKKBN
MENTERI Kesehatan Republik Indonesia, Nafisah Mboi menilai program Keluarga Berencana telah gagal, karena angka fertilitas di Indonesia tidak menurun seperti yang diharapkan.

“Pada sekitar 2012 angka fertilitas di Indonesia sebesar 2,6 dan angka tersebut masih bertahan hingga saat ini. Artinya program KB dalam 10 tahun terakhir gagal,” kata Menkes setelah membuka Rapat Kerja Kesehatan Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2013 di Batam, Selasa (9/4/13), seperti dilansir antaranews.com.

Ia mengatakan, seharusnya pada 2014 angka fertilitas di Indonesia 2,1 sesuai dengan target MDG`s.

“Trennya saat ini usia pernikahan malah cenderung turun. Makin banyak remaja dibawa 20 tahun yang sudah melakukan seks dan pernikahan akibat pergaulan bebas,” ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan pernikahan dini banyak terjadi di wilayah rural, sementara pada daerah urban tidak begitu tinggi.

8 Mayat ABK Myanmar Dikremasi

SETELAH 6 hari disimpan di dalam lemari penyimpanan mayat di ruang instalasi jenazah, Rumah Sakit Umum (RSU) dr Pirngadi, akhirnya 8 mayat korban bentrok di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Belawan diambil oleh pihak Polda Sumut, dan diserahkan langsung ke Direktorat Jenderal Imigrasi Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkumham) untuk disemayamkan.
ABK Myanmar

SETELAH 6 hari disimpan di dalam lemari penyimpanan mayat di ruang instalasi jenazah, Rumah Sakit Umum (RSU) dr Pirngadi, akhirnya 8 mayat korban bentrok di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Belawan diambil oleh pihak Polda Sumut, dan diserahkan langsung ke Direktorat Jenderal Imigrasi Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkumham) untuk disemayamkan.

Hal ini disampaikan langsung oleh Wakapolres Pelabuhan Belawan, Kompol Robertus Alexander Pandiangan, Rabu (10/4/13), saat ikut memantau jalannya pengangkatan 8 mayat yang akan dibawa oleh pihak Imigran di RSU Dr Pirngadi.

"Hari ini, dilakukan penyerahan 8 mayat dari RSU dr Pirngadi kepada pihak kepolisian dan dari kami, pihak kepolisian kami serahkan langsung ke pihak imigrasi untuk dilakukan proses selanjutnya," ujarnya.

Lanjutnya, saat ini, pihaknya juga masih melakukan penyidikan dan kelengkapan Berkas Acara Pemeriksaan. 

"Tersangka ada 17 orang dan mereka dikenakan Pasal 170 yakni pengeroyokan secara bersama-sama, untuk proses hukum tetap akan dilakukan dalam wilayah hukum Polres Belawan," katanya.

Menanggapi hal ini, Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Kemenkumham, Rostanov menyampaikan bahwa pada Selasa (9/4) tepat pada pukul 16.00 WIB, Kedutaan Myanmar di Jakarta telah menyerahkan 8 mayat kepada pihak Imigrasi untuk dilakukan proses pesemayaman di Medan. 

"Alhamdulilah, kemarin tepat pada pukul 4 sore, Kedutaan Myanmar telah menghubungi kami dan memberi persetujuan agar mayat dikremasi oleh Imigran Sumut," ujarnya.

Lanjutnya, untuk selanjutnya, pihaknya juga telah memberikan surat permohonan pembebasan RSU Dr Pirngadi. "Semua sudah aman, kita akan bawa kedelapan mayat ke Tanjung Morawa dan kami juga telah memberikan surat permohonan pembebasan biaya selama di RSU Dr Pirngadi," katanya.

Sementara itu, Kabid Intelijen Penindakan dan Sistem Informasi Keimigrasian, Drs Sabarita Ginting SH MHum, menyampaikan bahwa untuk biaya pesemayaman, baik itu peti, ambulance dibiayai oleh Daftar Isi Penggunaan Anggaran (DIPA) Rudenim dan untuk biaya otopsi dan penyimpanan mayat di RSU Dr Pirngadi ditanggung oleh Pemko Medan.

"Untuk peti itu harganya Rp 600 ribu dan ambulance Rp 300 ribu perorang berarti Rp 900 ribu. Itu semua dibiayai dari DIPA. Dan untuk semua biaya di RSU Pirngadi dan krematorium dibiayai oleh Pemko Medan," katanya.

Lanjutnya, untuk abu jenazah yang dikremasi akan diletakkan di krematorium dan akan dibawa ke Myanmar. "Abunya akan disimpan dan nanti akan dikirim kesana," katanya. (sbr)

Ini Tandanya Kalau Bayi Kita Cewek


TANDA jika anda sedang mengandung bayi perempuan ada beberapa macam. Secara singkat dan praktis mungkin anda tak perlu repot repot memperhatikan tanda-tanda sedang hamil bayi perempuan, tetapi tak ada salahnya juga dijadikan sebagai bahan pengetahuan di era modern ini.
Hamil Cewek
TANDA jika anda sedang mengandung bayi perempuan ada beberapa macam. Secara singkat dan praktis mungkin anda tak perlu repot repot memperhatikan tanda-tanda sedang hamil bayi perempuan, tetapi tak ada salahnya juga dijadikan sebagai bahan pengetahuan di era modern ini. 

Untuk wanita yang tak mau ambil pusing bisa saja langsung datang ke dokter untuk melakukan USG. Tinggal bayar dokter dan hasil instan pun bisa diperoleh secepat kilat. Lalu apakah hasil USG pasti benar dan akurat? Belum tentu dan tidak selalu akurat. 

Tak sedikit juga hasil USG yang tak sesuai dengan fakta saat bayi telah lahir ke dunia. USG bukan satu satunya peramal yang tepat untuk memprediksikan jenis kelamin bayi yang dikandung wanita. 

Nah agar kita terjebak pada pola pikir seputar ketidakpastian hasil USG, maka ada baiknya kita menggali lagi warisan leluhur yang tak kalah hebatnya dengan ilmu kedokteran modern. 

Begini Caranya Ingin Punya Anak Cewek


INGIN memperoleh anak perempuan? berikut ulasan yang dikutip dari tabloid nova online, Menurut dr. Muhammad Natsir, Sp.OG, M.Kes ada 6 Tips dan pedoman bagi yang mendambakan bayi perempuan. Yaitu :
Bayi Cewek
INGIN memperoleh anak perempuan? berikut ulasan yang dikutip dari tabloid nova online, Menurut dr. Muhammad Natsir, Sp.OG, M.Kes ada 6 Tips dan pedoman bagi yang mendambakan bayi perempuan. Yaitu :

1. Lakukanlah sanggama 3 hari sebelum ovulasi. Ovulasi adalah keluarnya sel telur dari indung telur. Untuk mengetahui terjadinya ovulasi pada seorang wanita maka terlebih dahulu harus melakukan konsultasi ke dokter kandungan. Lalu, hentikan sanggama 2 hari sebelum ovulasi. Sanggama dapat dilakukan kembali 2 hari sesudah ovulasi.

2. Sesaat sebelum Anda melakukan sanggama, semburkan liang kemaluan (vagina) dengan campuran antara 1 liter air + 2 sendok makan garam meja putih.

3. Ketika melakukan sanggama hendaknya istri berusaha untuk menghindari orgasme karena hal ini akan mengeluarkan sekresi alkalis yang akan menetralisasi kandungan asam.

Tuesday, April 9, 2013

HIV/AIDS Menjalar Ke Gunung Sitoli

PENYAKIT HIV/AIDS kini telah merambah ke kawasan Gunung Sitoli, Nias, bahkan kasusnya itu terus mengalami peningkatan. Hal itu ditegaskan Toton Ebanta Kaban, pendiri Medan Plus yang mendampingi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).
HIV/AIDS

PENYAKIT HIV/AIDS kini telah merambah ke kawasan Gunung Sitoli, Nias, bahkan kasusnya itu terus mengalami peningkatan. Hal itu ditegaskan Toton Ebanta Kaban, pendiri Medan Plus yang mendampingi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

“Ini salah satu gambaran awal kalau HIV/AIDS itu sudah ada disana,” katanya, kepada wartawan, Selasa (9/4). 

Namun, untuk kebutuhan obat Antiretroviral (ARV) sebutnya, maka pihak pendamping dari Medan Plus harus mengambilnya ke Medan. 

“Disana ada empat kabupaten, kalau ada satu saja pelayanan ini bisa membantu kabupaten lain. Padahal SDMnya sudah dilatih, hanya tinggal komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) saja untuk segera menyiapkan pelayanan yang dibutuhkan. Jangan sekedar wacana saja, jangan ditunda-tunda lagi,” harap Toton.

Begitupun, sambungnya, adanya kekhawatiran ODHA disana statusnya diketahui kalau memeriksakan diri dan mengambil obat ARV di daerahnya sendiri. 

“Mereka tidak mau di tes, stigma masih tinggi disana, masyarakat tidak siap menerima,  padahal perilaku beresiko ada disana,” ujarnya. Dengan permasalahan itu, Toton menilai kalau hal itu merupakan tantangan  dan pekerjaan rumah bagi pemimpin daerah setempat.

Friday, April 5, 2013

Penderita Kusta Asal Sergai Ini Tuntut Sembako


RATUSAN pasien penyakit kusta dari Unit Pelayanan Teknik (UPT) Rumah Sakit (RS) Kusta Belidahan, Serdang Bedagai (Sergai) menuntut bantuan sembako yang diberikan pemerintahan Provinsi Sumatera Utara (Provsu) yang beberapa bulan terakhir ini tidak lagi berjalan.
Penderita Kusta di Dinkes Sumut
RATUSAN pasien penyakit kusta dari Unit Pelayanan Teknik (UPT) Rumah Sakit (RS) Kusta Belidahan, Serdang Bedagai (Sergai) menuntut bantuan sembako yang diberikan pemerintahan Provinsi Sumatera Utara (Provsu) yang beberapa bulan terakhir ini tidak lagi berjalan.
 
Tuntutan itu dilakukan dalam aksi mereka di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Jalan HM Yamin, Kamis (04/04/2013). Karena pembagian sembako yang mereka sejak 1953, sering tersendat bahkan tidak dibagikan. Selain masalah pelayanan lainnya juga tidak mereka peroleh.
 
"Sembako itu, diantaranya beras yang biasa diberikan sejak tanggal 1 - 4 bulan ini belum juga dibagikan. Minyak lampu sudah 3 bulan tidak dibagikan, begitu juga dengan minyak goreng, gula dan kebutuhan lainnya. Selain itu, perawat yang ada juga suka berlaku tidak baik dan dokter yang bertugas di RS ini, tidak pernah nampak sudah sejak 3 bulan yang lalu," Jalpren Purba (78), penyandang Kusta.
 
Aksi 150 penderita kusta itu hanya mengharapkan bantuan sembako tersebut tetap diberikan tepat waktu. "Kami harap ini tetap berjalan. Di tempat penampungan juga sampai saat ini tidak ada listrik masuk, kami mengharapkan itu," katanya.

Menanggapi hal ini, Kadinkes Sumut, dr Surjantini MKes melalui Sekretaris Dinkes ,  Wahid Khusyairi mengakui bahwa, sebelumnya, pihaknya memang memberikan bantuan kebutuhan bahan pokok untuk para penderita kusta di RS tersebut. Namun itu diberikan hanya untuk penderita bukan untuk mantan pasien, namun hal itu juga tidak memiliki payung hukum.

"Kami memang memberikan bantuan kepada para penderita kusta di penampungan, tapi kita sadar itu salah. Karena kita juga tidak memiliki payung hukum untuk itu. Ini seharusnya tanggung jawab Dinas Sosial. Misalnya memperdayakan mereka melalui keterampilan atau apa saja," ujarnya.

Lanjutnya, seharusnya, penderita penyakit kusta dari tahun ke tahun harus berkurang bahkan RS kusta sudah seharusnya ditutup. Sehingga pengobatannya cukup di puskesmas saja.
 
"Penderita kusta saat ini hanya tinggal sedikit dan yang melakukan aksi tersebut adalah mantan penderita kusta. Jadi tidak bisa berbuat apa apa. Persoalan ini seharusnya menjadi tanggung jawab Dinsos," katanya.(sbr)

Wednesday, April 3, 2013

Pasca Ditabrak KA, Bocah Dan Parbetor Membaik

PASCA ditabrak Kereta Api di Jalan Padang, Medan Tembung, yang menewaskan 2 orang, kemarin, kondisi Rifki, bocah 2 tahun dan Syafril (40) tukang becak berangsur-angsur mulai membaik.
Rifki (repro)
PASCA ditabrak Kereta Api di Jalan Padang, Medan Tembung, yang menewaskan 2 orang, kemarin, kondisi Rifki, bocah 2 tahun dan Syafril (40) tukang becak berangsur-angsur mulai membaik.

Semula kondisi Rifki sangat memprihatinkan ketika diangkut ke IGD RSU dr Pirngadi Medan, namun setelah satu malam mendapatkan perawatan di ruang ICU, kondisinya mulai membaik.

Dikarenakan kondisi Rifki mulai stabil, oleh dokter Rifki dipindahkan ke ruang 9 lantai 4 gedung putih RSUD dr Pirngadi Medan. Pantauan wartawan saat ditemui di ruangan anak tersebut Selasa (2/4) terlihat Rifki sedang tertidur pulas.

Yani (54) nenek Rifki yang menjaga di ruangan tersebut kepada wartawan, mengakui kondisi Rifki mulai membaik. "Kondisi cucu saya mulai membaik," ujarnya.

Walaupun kondisinya mulai membaik, Yani merasa sedih melihat Rifki, pasalnya ditengah-tengah keterlelapan Rifki ia sesekali terbangun untuk minta pulang sembari menjerit memanggil ibunya. 


"Ia sering terbangun, minta pulang sambil menangis memanggil ibunya. Bunda, bunda," ujar wanita paru bayah seraya mengipas-ngipas Rifki.

Amatan wartawan di ruangan Rifki dirawat, terlihat bocah tersebut  sedang tertidur pulas, dengan kondisi tangan terinfus dan kening diperban akibat luka robek, dan wajah penuh luka lecet.

Bidvertiser