Wednesday, April 3, 2013

Pasca Ditabrak KA, Bocah Dan Parbetor Membaik

PASCA ditabrak Kereta Api di Jalan Padang, Medan Tembung, yang menewaskan 2 orang, kemarin, kondisi Rifki, bocah 2 tahun dan Syafril (40) tukang becak berangsur-angsur mulai membaik.
Rifki (repro)
PASCA ditabrak Kereta Api di Jalan Padang, Medan Tembung, yang menewaskan 2 orang, kemarin, kondisi Rifki, bocah 2 tahun dan Syafril (40) tukang becak berangsur-angsur mulai membaik.

Semula kondisi Rifki sangat memprihatinkan ketika diangkut ke IGD RSU dr Pirngadi Medan, namun setelah satu malam mendapatkan perawatan di ruang ICU, kondisinya mulai membaik.

Dikarenakan kondisi Rifki mulai stabil, oleh dokter Rifki dipindahkan ke ruang 9 lantai 4 gedung putih RSUD dr Pirngadi Medan. Pantauan wartawan saat ditemui di ruangan anak tersebut Selasa (2/4) terlihat Rifki sedang tertidur pulas.

Yani (54) nenek Rifki yang menjaga di ruangan tersebut kepada wartawan, mengakui kondisi Rifki mulai membaik. "Kondisi cucu saya mulai membaik," ujarnya.

Walaupun kondisinya mulai membaik, Yani merasa sedih melihat Rifki, pasalnya ditengah-tengah keterlelapan Rifki ia sesekali terbangun untuk minta pulang sembari menjerit memanggil ibunya. 


"Ia sering terbangun, minta pulang sambil menangis memanggil ibunya. Bunda, bunda," ujar wanita paru bayah seraya mengipas-ngipas Rifki.

Amatan wartawan di ruangan Rifki dirawat, terlihat bocah tersebut  sedang tertidur pulas, dengan kondisi tangan terinfus dan kening diperban akibat luka robek, dan wajah penuh luka lecet.

Sementara Safril (40) warga Jalan Tangguk Bongkar 9 Kecamatan Medan Denai, penarik betor masih kelihatan lemah pasca menjalankan operasi di paru-parunya akibat benturan keras didadanya.

Yasni (50) bibik Safril mengatakan, kondisi Safril saat ini menunjukan kemajuan. Cuma lagi Ia belum dapat bicara banyak. "Alhamdullilah keponakan saya ini sudah mulai membaik dari sebelumnya," kata staff kantor Lurah Kelurahan Aur yang tinggal di Titikuning itu di ruang 7/8 tempat Safril dirawat.

Sementara pada wartawan, Kepala ruang rawat inap 7/8 Lusiana Nasution Skep Ns, menjelaskan pihaknya telah dilakukan operasi pada paru-paru Safril. Itu dikarenakan adanya penumpukan cairan di paru berupa darah atau cairan flura akibat benturan keras didada.

"Kondisi korban sudah baik, makan sudah mau. Cuma lagi korban kelihatan masih shock, karenanya belum bisa terlalu banyak komunikasi," jelasnya.

PASCA ditabrak Kereta Api di Jalan Padang, Medan Tembung, yang menewaskan 2 orang, kemarin, kondisi Rifki, bocah 2 tahun dan Syafril (40) tukang becak berangsur-angsur mulai membaik.
Safril (repro)
Dijelaskannya, untuk perawatan kini pihak medis melakukan perawatan pada Safril dengan melakukan puding tinggi dan diusahakan tiap paginya agar Safril melakukan batuk efektif.

"Kita upayakan rawatan sebaik mungkin. Diketahui pasien masuk Senin (1/4) jam 23.45 wib malam rujukan dari RS Wahyu dan langsung dilakukan operasi serta pemasangan selang USD dan selanjutnya kita akan lakukan foto toraks untuk memastikan ada cedera berikutnya," ucapnya.

Kedua korban selamat itu luput dari maut setelah becak BK 1838 CD yang kendarai Safril membawa 3 penumpang warga Jalan Benteng Hilir Gang Seroja VI, Bandar Klippa, Percut Seituan, masing-masing bernama Elfiyanti (31), Rama Sita (27), dan Rifki (2), ditabrak KA jurusan Medan-Rantau Prapat, Senin (1/4).


Dua orang tewas di tempat yakin Elfiyanti dan Rama Sita dengan kondisi kepala pecah dan kaki patah. Sedangkan Rifki, anak Rama Sita serta parbetor dalam kondisi kritis, tak sadarkan diri.

Menurut saksi mata, Wadirin (57) Jalan Padang, peristiwa itu terjadi ketika becak tersebut tersangkut pada tiang pembatas jalan yang berada pinggir perlintasan, sehingga ketika kereta api datang, becak tersebut tak dapat bergerak.

"Kami sudah meneriaki kalau ada kereta api yang datang, tapi sepertinya tukang becak itu tidak menyadari," sebutnya.

Akibatnya becak tersebut pun terseret sejauh kurang lebih 10 meter lalu pecah berkeping-keping, sementara penarik becak dan balita tersebut terlempar.

"Dua yang selamat karena terlempar, sedangkan yang tewas ikut terseret bersama becaknya," jelasnya.

Personil kepolisian yang mendapat kabar tersebut, dengan segera muncul di lokasi kejadian, sementara Rifki dan Syafril di boyong ke RS Wahyu. Namun dikarenakan kondisi Rifki dan Syafril tergolong parah ia pun dirujuk ke IGD RSU dr Pirngadi Medan.

Tak lama sesudahnya, jasad ibu dan bibi Rifki pun tiba di RS Pirngadi, tetapi bukan di IGD melainkan di boyong ke ruang Instalasi Jenazah untuk dilakukan visum.

Di rumah sakit milik Pemko Medan tersebut, Hardi Handoyo (32), ayah Rifki hanya dapat menangis histeris seolah tidak dapat menerima peristiwa maut itu.

Di Instalasi jenazah, Hardi Handoyo mengatakan ia mengetahui kejadian tersebut oleh warga yang mengangkat telpon istrinya Rama saat dia menghubungi. Mendengar itu Hardi segera mendatangi lokasi kejadian.

"Mereka sehabis belanja baju saat itu, sewaktu mereka arah pulang becak mereka ditabrak kereta api, yang terparahnya istriku lagi hamil itu," ucap Hardi seraya meneteskan air mata. (sbr)

Bidvertiser